"Selamat datang di blog HMI Fistek Sepuluh Nopember Surabaya."
Jumat, 02 November 2012

SEKILAS  PEMIKIRAN TAN MALAKA TENTANG LOGIKA MISTIKA


Segala puji bagi Alloh subhana wa ta'ala yang telah memberikan nikmat dan rahmat-Nya, tidak lupa memberikan shalawat dan salam kepada Utusan terakhirNya yang telah menyampaikan firman-firman secara maksum, beserta para ahlul bait dan sahabatnya.

Tan Malaka dalam bab pertamanya menggunakan contoh maha dewa Ra yang berfirman: PTAH, maka timbullah langit, bumi, manusia, air, dan lain-lain tanpa harus menunggu waktu. firman maha dewa Ra sangatlah mutlak karena tidak terikat oleh waktu. karena jika penciptaan melalui waktu yang panjang, maka Dewa Ra atau Tuhan takluk terhadap waktu.
menurut Tan Malaka, sesuatu Zat atau Matter haruslah memiliki kodrat. seperti benda besi yang memiliki kodrat. kodrat itulah yang bisa menarik besi lain karena mengandung kodrat magnet. elektron yang mengandung kodrat listrik untuk menjadikan bentuk energi lain seperti panas, gerak, dan lain-lain. jadi, tidak ada benda, tidak ada kodrat. melihat kodrat itu haruslah tahu benda dulu, baru tahu kodrat. namun, kodrat tak bisa menimbulkan benda.
Kekuatan Dewa Ra ini bertentangan dengan The Law Of Evolution milik Charles Darwin. Setiap timbul, tumbuh, tumbangnya hewan, tumbuhan , dan alam semesta ini melalui proses waktu yang panjang. menurut Darwin, tumbuhan, hewan dan manusia merupakan dari pertumbuhan yang lama puluhan, ratusan, ribuan tahun yang lalu. Dari dua tiga sel benih menjadi manusia. menurut Kant, planet-planet dan bintang-bintang merupakan pertumbuhan lama dari berjuta-juta tahun dari Molten Mass, benda yang melebur hingga menjadi seperti sekarang. ini merujuk pada hukum kekekalan energi. hukum ini menjelaskan energi merupakan sesuati yang tak dapat diciptakan maupun dimusnahkan. energi hanyalah berubah dalam bentuk lain. begitu juga hukum ini berlaku dengan materi.
untuk memudahkan pembaca dalam pembahasan Logika Mistika ini menggunakan contoh benda seperti lampu. energi listrik yang digunakan tidak semua untuk diubah menjadi cahaya, namun menjadi energi panas, radiasi. jika pohon seberat 50 kg berasal dari 1 gram biji maka 50 kg-1 gram berasal dari zat-zat CO2, air, Nitrogen dll yang berkumpul dan membentuk menjadi pohon 50 kg itu. begitu juga hewan yang mati hingga tinggal tulang-belulang, maka daging maupun zat selain tulang itu melebur dalam tanah tanpa hilang sedikitpun. seandainya bumi ini  pada awalnya bermassa X dan besok berkurang menjadi X-y, maka y dicari pada tumbuhan, uap air dan sebagainya. ringkasnya, ketetapan jumlah materi dan energi tidak berubah bertambah atau berkurang  kuantitasnya.
Maka, Logika Mistika ini mendapat pertentangan dengan Undang Pertumbuhan (The Law Of Evolution). uraian di atas membantah firman Dewa Ra yang sekali ucap PTAH, maka terjadi alam semesta. Tan Malaka mengkritik ucapan dewa yang bertentangan dengan Benda yang memiliki kodrat. ucapan yang kodrat dari zat itu menghasilkan benda-benda seperti bintang dan planet. kritik Tan Malaka, kata-kata tak mampu menimbulkan benda. dalam dialektika idealisme bisa menemukan kosong mengandung arti ada atau tak ada mengandung arti ada. tetapi dalam logika ataupun dialektika kebendaan, hal itu mustahil.
kritikan lain dari Tan Malaka adalah menurut hukum kekekalan, satu bentuk materi atau energi berubah menjadi bentuk yang lain. jadi, Dewa Ra haruslah lenyap seiring terjadinya alam semesta ini alias bertukar wujud. menurut Dalton, benda asalnya harus ada dari benda. benda asal menurut Kant adalah benda lebur. benda lebur ini berjalan sepanjang hukum parpaduan dan pemisahan. Tan Malaka juga melogikakan jika rohani atau Dzat dewa Ra terdiri dari materi, mengandung perbantahan diri sendiri. Rohani bersifat suci, tidak kotor seperti materi, dan tidak takluk kepada hukum dan sifat yang mengenai materi. rohani tak bisa berubah, tumbuh, susut, sakit, atau senag, hidup atau  mati. Dewa Ra berkuasa, sempurna, suci dan tak bisa dikenai hukum mengenai materi. jika terkena hukum materi itu, maka bukanlah mahadewa Ra yang berkuasa dan sempurna lagi.

siapa yang terkuasa apakah dewa Ra atau alam itu sendiri? Tan Malaka memiliki tiga pilihan dan tiga jawaban, yaitu:
  1. dewa Ra lebih berkuasa atas alam dan hukum alam?
  2. dewa Ra sama berkuasanya dengan alam dan hukum alam?
  3. dewa Ra kurang berkuasa dari alam dan hukum alam
Tan Malaka menjawab poin 1 dengan tidak bercampurnya urusan Dewa Ra dalam berjalannya hukum alam. belum pernah Dewa Ra terlihat mencegah matahari naik. karena semua yang ada di alam semesta ini berjalan menurut hukumnya sendiri. seorang pemikir nakal pernah berkata, yang kuat din alam ini mengalahkan yang lemah. dia mengandaikan semut yang ditekan oleh jari manusia, lalu pemikir itu berkata, "kalau ada Kodrat yang bisa mencegah alam menjalankan hukumnya, tolonglah semut ini".

lalu dengan poin 2, berkuasanya dewa Ra sama dengan hukum alam dijelaskan oleh Tan Malaka karena hukum alam sangat jelas dirasakan dan gaibnya dewa Ra tidak terasa samasekali. lebih baik memuja alam karena terlihat daripada menyembah dewa Ra yang tak terlihat samasekali. seandainya dewa Ra tak setuju dengan hal ini, maka tak perlu takut akan kemarahannya. kalaupun marah maka perlu berjuang dan kekuatannya seimbang dengan alam. itulah kata Tan Malaka

selanjutnya, dengan poin 3, dewa Ra kurang berkuasa daripada alam dan hukumnya inilah yang menjadi pilihan Tan Malaka. Tan Malaka menganalogikan dengan Dr. Frankeinstein dan robot buatannya. kemudian Dr. Frankeinstein lari akibat robot buatannya lebih besar dan bersembunyi akibat takut dengan robotnya sendiri. dengan demikian, dewa Ra mesti takluk dengan alam dan hukumnya karena hukum alam tak terbantahkan. demikian Tan Malaka menjelaskan.

mungkin sebagian pembaca banyak yang kurang setuju dengan apa yang dikemukakan tulisan ini dan mencari kebenarannya. kita sebagai orang islam tentu sangat mempercayai Tuhan kita yaitu Alloh subhana wa ta'ala. karena pemikiran yang dimiliki Tan Malaka sangat terpengaruh dengan paham komunisnya yang berasal dari paham Materialismenya. namun, jangan sampai kita membenci Tokoh ini, karena beliaulah yang menggugah semangat tokoh-tokoh lain seperti Ir. Soekarno, Bung Hatta, dan lain-lain karena membaca bukunya Naar der Indonesia. dan sisi negatif dari beliau tak perlu kita tiru karena pemahaman ini dapat menjerumuskan aqidah islamiyah orang islam dan lebih mencintai dunia daripada akhiratnya.
demikian pembahasan Logika Mistika dari buku Madilog karangan Tan Malaka.

wassalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh



Ingat Waktu


Label

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Hari Ini

Celoteh

Anda Pengunjung ke-

About Me

Foto Saya
HmiFistek-SN
Bismillah.. Himpunan Mahasiswa Islam merupakan tempat berkumpulnya Mahasiswa Islam yang datang dengan berbagai mimpi demi satu tujuan "Membangun Kader Umat dan Bangsa". Yakusa.
Lihat profil lengkapku