"Selamat datang di blog HMI Fistek Sepuluh Nopember Surabaya."
Senin, 22 Juli 2013

Setelah membaca-baca ensiklopedia Nurcholis Madjid pada Jilid 2, tak sengaja terbaca subjudul salah satu entri dalam bukunya yang tertulis "HMI, KAHMI, dan ICMI. Tulisan beliau membuka cakrawala dan mindset kader HMI baik saya sendiri maupun seluruhnya. Baik tidak usah berlama-lama dalam menceritakan isi dari subjudul ini


beliau menuliskan bahwa HMI adalah organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan yang perkembangannya kini telah berumur setengah abad lebih. HMI memliliki lingkungan yang tangguh sekaligus kondusif bagi perjuangan dalam mengemban isinya.  Lingkungan yang dimaksud yaitu bersifat horisontal berupa suasana umum kebangkitan islam di Indonesia dan bersifat vertikal yang berupa pertumbuhan ke atas melalui para alumninya. Sebab,alumni HMI—jika kita kembalikan pada bunyi konstitusi himpunan—tidak lain adalah wujud nyata sumber daya manusia yang dicitacitakan HMI, yaitu “insan akademis pencipta dan pengabdi yang bernafaskan Islam”.  Masalah apakah setiap alumnus HMI adalah orang insan akademis, rasanya tidaklah terlalu prinsipil. Demikian pula apakah dia adalah seorang yang berdaya cipta atau kreatif, kiranya juga tidaklah terlalu sentral. Tetapi, apakah seorang alumnus HMI adalah seorang pengabdi, dalam arti membaktikan hidupnya untuk masyarakat, dan tidak untuk diri sendiri semata secara egoistis, sungguh sangat penting. Sebab pengabdian seperti itu, apalagi dalam kaitannya dengan “napas Islam”, adalah sikap peribadatan yang saleh, demi mencapai ridla Allah. Karena itu, perkataan “pengabdi” mengandung makna tampilnya sosok kesadaran dengan kesadaran etis dan moral atau alakhlâq al-karîmah. Inilah yang “fardlu ‘ayn”, yang mesti ada pada setiap individu alumni HMI. Tanpa adanya al-akhlâq al-karîmah itu seorang alumnus HMI dianggap gagal dalam mewujudkan tujuan himpunan. Secara moral dan etis dia sudah berada di luar lingkaran HMI. Ini disebutkan sebagai peringatan bahwa kita wajib terus menerus menjaga integritas HMI, baik berkenaan dengan mereka yang masih menjadi anggota, maupun lebih-lebih lagi terhadap mereka yang sudah menjadi alumni. Karena alumni merupakan wujud nyata sumber daya manusia yang  dicitacitakan HMI. 

Oleh karena itu, HMI (termasuk para alumninya), tetap harus memiliki jiwa independen yang tegar dan konsisten, bermoral, dan etis. Sama dengan semua orang, para alumni HMI berhak didengar suara dan pendapatnya. Tetapi, juga sama dengan terhadap semua orang, tidak semua yang didengar dari alumni mesti secara serta merta diterima dan ditaati. Selamanya tetap diperlukan sikap-sikap kritis “yang membangun”, dengan adil, jujur, dan berakhlak, yang bahkan menurut Al-Quran biarpun mengenai diri sendiri dan para kerabat (Q., 4:135). Dalam interaksi sosial inilah, juga dalam interaksi sosial yang lebih luas, HMI harus mempertahankan milik dan kehormatannya yang paling berharga, yaitu independensi. Dan independensi itu tidak lain ialah hak bebas untuk memutuskan “the right to decide”, meskipun proses menuju pada keputusan itu harus melibatkan pengumpulan dan penggalangan informasi seluas-luasnya.

Dari situlah timbul pandangan bahwa hubungan antara HMI dan KAHMI sebaiknya bersifat aspiratis dan konsultatif. Setiap alumnus HMI harus tetap mampu menghadirkan bayangan peran kemahasiswaan para anggota HMI, dan setiap anggota HMI harus mampu membayangkan dirinya menghadapi masa ketika dia sendiri akan menjadi seorang alumnus: bagaimana dia akan dapat terus berpegang pada cita-cita dasar HMI, menjadi SDM Indonesia yang berpengabdian tinggi kepada masyarakat menuju ridla Allah.

Sampai di sini saya mengutip dari tulisan beliau. Sebenarnya masih ada lagi tulisan beliau mengenai ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) yang tidak saya ambil, hal ini bertujuan untuk memfokuskan pada pembahasan mengenai HMI dan KAHMI itu sendiri. HMI yang bertujuan untuk terciptanya insan akademis, pencipta dan pengabdi haruslah memiliki akhlakul karimah dalam melaksanakan perannya dalam berjuang. Selain itu kader HMI dituntut menjaga indepenensinya yang tegar, konsisten, bermoral, dan etis. 
by: Mbrin

Ingat Waktu


Label

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Hari Ini

Celoteh

Anda Pengunjung ke-

About Me

Foto Saya
HmiFistek-SN
Bismillah.. Himpunan Mahasiswa Islam merupakan tempat berkumpulnya Mahasiswa Islam yang datang dengan berbagai mimpi demi satu tujuan "Membangun Kader Umat dan Bangsa". Yakusa.
Lihat profil lengkapku