"Selamat datang di blog HMI Fistek Sepuluh Nopember Surabaya."
Selasa, 18 Desember 2012

Cerita dari dalam goa


Selama hidupku aku tak pernah mengenal yang namanya matahari, karena dari aku terlahir sampai umurku 16 tahun ini aku hidup didalam gua. Yang aku kenal hanyalah dinding-dinding batu yang dingin, tetesan air yang terkadang jatuh dari langit-langit, udara yang lembab, hewan-hewan yang habitatnya digua dan beberapa manusia lainnya yang hidup bersamaku didalam gua. Tak sekalipun kulihat wajah matahari, hanya sesekali sinarnya menyentuh kulitku dari balik celah goa.
Aku hanya tahu matahari dari cerita para leluhurku yang lebih dahulu tinggal disini. Para leluhurku adalah manusia-manusia yang pernah tinggal didunia luar, sebelum akhirnya mereka tereperangkap didalam goa lembab ini.
Terkadang ada dorongan yang kuat dari dalam diri ini untuk melihat dunia luar atau hanya sekadar melihat wajah matahari. Namun aku tak tahu bagaimana caranya keluar dari dalam goa ini, satu-satunya jalan keluar sudah tertutup oleh reruntuhan batu-batu yang tidak bisa disingkirkan. Akhirnya aku hanya menunggu keajaiban suatu saat batu-batu itu bisa disingkirkan.
Semua kebutuhanku dan yang lainnya untuk bertahan hidup sudah tersedia didalam goa ini. Untuk makan, hewan-hewan goa juga sayur lumut sudah cukup mengenyangkan kami dan untuk minum, di goa ini terdapat danau yang bisa kami minum airnya. Semua nya sudah tersedia disini.
Ada satu hiburan di goa ini yang membuat manusia-manusia disini terpesona melihatnya. Hiburan itu dimulai ketika sinar matahari masuk merefleksikan apa yang ada diluar ke dinding gua. Yah kalian menyebutnya bayangan. Mungkin bagi kalian yang biasa hidup didunia luar, bayangan adalah sebuah fenomena biasa. Tapi bagi kami yang tak pernah melihat dunia luar, fenomena ini layaknya sebuah opera yang begitu menarik untuk kami saksikan.
Awalnya aku sangat-sangat menggemari opera ini. Tapi lama-lama aku mulai bosan menyaksikan bayangan itu. Sedang manusia lainnya tampak makin terkesan melihatnya. Dalam keadaan yang bosan ,perasaan untuk melihat dunia luar semakin membuncah. Akhirnya aku memtuskan untuk menggali reruntuhan batu yang menutupi gua daripada sekadar hanya menunggu keajaban. Sedikit demi sedikit aku gali reruntuhan batu itu, hingga akhirnya tercipta sedikit lobang yang cukup untuk aku keluar. Aku berjalan tiarap memasuki lobang dan akhirnya sampailah aku di dunia luar.
Pertama kali aku berpijak di tanah matahari bersinar, pertama kali aku hirup udara kering yang bersih dan pertama kali juga aku jumpai warna-warna indah yang bersemi di gundukan tanah yang menjulang kelangit. Kurasakan pesona dunia luar yang begitu indah. Benda-benda yang biasanya hanya aku lihat di dalam opera bayangan, kini memnampak nyata didepanku. Aku tak mampu untuk berkata-kata lagi. Dunia ini begitu mempesonaku. Ternyata selama ini aku terperangkap dalam dunia yang semu. Tertawa melihat bayangan, padahal itu semua hanya refleksi dari semua keindahan ini.
Setelah tersadar dari lamunanku, bergegas aku masuk lagi ke gua. Ingin aku menunjukan semua keindahan ini pada yang lainnya. “hei kalian kemarilah akan kutunjukan keindahan yang sebenarnya diluar gua, apa yang kalian lihat itu hanya bayangan , hanya pantulan keindahan yang ada di luar gua “... ajak ku sedikit berteriak. “apa kau sudah tidak waras ??? , kau bilang ini hanya bayangan, ini kenyataan”... ucap seorang pria yang sedkit gemuk dan bersuara besar mengejek. “ tidak percayalah padaku, ini semua hanya ilusi, keindahan yang sesungguhnya ada di sana”... kataku sambil menujuk keluar gua.” sudahlah , sia-sia kau mengajak kami... apakah kau pikir kami akan mengikuti orang gila sepertimu???.... kalau kau ingin pergi, pergi saja sendiri... tak usah kau mengajak kami”... pria itu berbicara lagi. “iya pergi sajalah kau sendiri , biarkan kami disini kalau kau mengajak kami lagi... akan kami bunuh kau”... tiba-tiba sesorang pria lebih kurus dari pria sebelumnya mengancam. “Oh ayolah... lihat sebentar saja... kalian tidak akan menyesal”... aku tetap mengajak tak bergeming. KAU INI TETAP NGEYEL .... SUDAH KAMI BILANG KAMI TIDAK AKAN MENGIKUTIMU... DARIPADA KAU TETAP BERSUARA MENGGANGU KAMI... LEBIH BAIK AKAN KAMI BUNUH KAU... kali ini ucapan pria yang gemuk dan bersuara besar itu menggelegar memekakan telinga.
Setelah itu mereka benar-benar membunuhku,mnguliti dan mencingcangku untuk makanan mereka. Begitulah akhir dari hidupku. Padahal aku hanya ingin memberitahukan kebenaran namun aku malah terbunuh oleh mereka dan mereka tetap menikmati opera bayangan itu dan tak pernah mengetahui kenyataan.

0 komentar:

Ingat Waktu


Label

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Hari Ini

Celoteh

Anda Pengunjung ke-

About Me

Foto Saya
HmiFistek-SN
Bismillah.. Himpunan Mahasiswa Islam merupakan tempat berkumpulnya Mahasiswa Islam yang datang dengan berbagai mimpi demi satu tujuan "Membangun Kader Umat dan Bangsa". Yakusa.
Lihat profil lengkapku